Kamis, 10 Maret 2011

Gadis-Gadis Kampu




 e

Aku dan temanku Romli adalah mahasiswa di sebuah kampus swasta di Jakarta.kebanyakan mahasiswa di kampus kami adalah perempuan,karena kampus kami mengkhususkan di jurusan ilmu komunikasi.sudah menjadi pemandangan sehari-hari kami melihat gadis-gadis belia berpakaian sexy lalu lalang di kampus.Romli sendiri suka ‘kegatelan’ ngedeketin cewe2 sexy di kantin,lengkap dengan rayuan gombalnya.sedangkan aku suka membayangkan melakukan hal2 ‘panas’ dgn gadis2 tsb.

kebetulan di kelas kami hanya kami berdua mahasiswa yg pria,sedangkan sisanya adalah wanita.ada 3 wanita yang cukup cantik dan sexy di kelas kami,sebut saja Putri,Indah,dan Agnes(masing2 berumur19-20 thn).Aku dan Romli cukup akrab dgn mereka bertiga,karena mereka agak berbeda dgn gadis2 yg biasa kami temui.mereka memberi tanggapan positif jika Romli bicara dan bercanda ttg hal2 nyerempet sex di depan mereka.kadang mereka hanya tertawa,atau kadang mereka senyum2 saja.
suatu ketika entah ada angin apa,Romli memiliki sebuah ide gila yaitu membuat film panas dengan 3 gadis tersebut di sebuah vila pada malam tahun baru.kontan aku kaget mendengarnya.mulanya aku pikir ia hanya bercanda,tp sepertinya dia serius.ini terbukti saat aku melihat Romli membujuk Putri,Indah,dan Agnes menginap di vilanya di puncak untuk merayakan tahun baru bersama.mulanya Romli gagal,tetapi dgn akal bulus dan rayuan2 gombalnya,akhirnya ketiga gadis itu mengiyakan.tidak lupa Romli mengajak aku.Belakangan penisku suka tegang melulu klo ketemu Putri,sudah begitu lamanya aku dan Putri sering saling tatap
mata tanpa sepatah katapun,jadi tentu saja tak kulewatkan kesempatan ini.gelora cintaku yang tak tertahankan pada Putri membuatku meminta pada Romli agar pada malam tahun baru nanti Putri eksklusif untukku saja,dan supaya adil akupun berjanji tidak akan coba2 menjamah Indah dan Agnes pada malam itu.
akhirnya hari yg dinanti-nantikan pun tiba.Aku dan Romli membawa handycam masing2.lalu kami pergi naik mobil menjemput Putri,Indah,dan Agnes.Putri seperti heran melihat kami bawa handycam.”Itu handycam mau dipake buat apa?”,tanya Putri.”Kami hanya ingin mengabadikan pesta tahun baru kita nanti,tp Romli ngotot mau bawa handycam sendiri.”,ujarku pada Putri.Aku sempet deg2an waktu ditanyain begitu sama Putri,tp untung saja ia percaya.kamipun pergi berlima ke sebuah vila di puncak.setelah tiba di sana,kami berlagak alim seperti biasanya agar gadis2 tsb tidak curiga.sengaja kami biarkan mereka tidur nyenyak malam
itu,sementara kami menyusun siasat sebelum tidur.
malam tahun baru pun tiba pd esok harinya.kamipun siap menggelar pesta setelah seharian jalan2 keluar dari vila.sambil menunggu tahun datang kami makan2,pertanda dimulainya operasi.aku dan Romli menyuguhi minuman (yg sebelumnya telah diberi obat perangsang) pada Putri,Indah,dan Agnes.merekapun minum tanpa curiga,malah mereka sempat minum bir segala.aku dan Romli
pun was-was menunggu efek obat bekerja.
sekitar 10 menit kemudian,efek obatpun mulai bekerja.ketiga gadis itu terlihat mulai berkeringat dan gelisah,bahkan mereka malah jd bersikap manja.akupun segera melancarkan aksi.kubawa Putri ke sebuah kamar di lantai atas.sejenak kupandangi kecantikan gadis itu,sikap manja gadis itu membuat nafsu birahiku meluap-luap.dgn segera aku meletakkan handycamku pd posisi yg pas dan tersembunyi.tanpa babibu lagi,kucium bibir Putri yang merah merona itu,sambil
tanganku menjamah-jamah bagian2 tubuhnya.Putri sempat berontak,tetapi krn aku terus memaksa iapun hanya bisa pasrah saja.”Kamu ini apa-apaan sih??”,tukas Putri padaku.”Maafkan aku sayang,tapi ini adalah bukti cintaku padamu.”,ujarku.Kupepetkan tubuh Putri ke dinding,lalu kulumat kembali bibirnya dengan agresif.
Aku mulai menciumi tubuh Putri,hmm wangi tubuhnya akan membuat pria manapun ingin menyetubuhinya.kuselipkan tanganku ke dalam kaos dan celana jeans Putri,seraya aku mulai menjamah payudara dan memeknya.Memek tsb sudah hangat dan basah krn pengaruh obat perangsang tadi,lalu kumasukkan jari telunjukku secara perlahan pd lubang vaginanya.”Ah..ah..ah”,itulah desahan Putri
saat aku menjamah memek dan payudaranya.Kemudian dengan perlahan aku mulai memeloroti pakaian Putri,mulai dari celana jeansnya,kaos,bh,dan celana dalam.Putri pun sudah telanjang bulat,terlihat payudaranya yang tidak terlalu besar tp cukup sexy untuk gadis sepertinya.
Kuletakkan dia di tempat tidur,lalu aku membuka celana dan mulai menggesekkan penisku pada memek Putri.Putri mulai mengerang-ngerang karena kegelian.Kupandangi memek Putri yg basah tsb dari dekat,lalu kujilat dengan lidahku.”Ah..ah…enak,terus2″,ujar Putri.”Kalo dedeku udah masuk memekmu dijamin jauh lebih enak deh.”,kataku pada Putri.Putri hanya tersenyum manis mendengar perkataanku.
Tanpa menunggu lagi aku mulai mencoba menancapkan penisku pada memek Putri.sebagaimana gadis perawan,memek Putri masih sangat sempit sehingga aku sempat kesulitan.pelumas yg ada sudah mulai mengering,sehingga aku terpaksa melakukan foreplay kombinasi(ngelumat bibir Putri sambil tangan kiri ngejamah puting dadanya dan telunjuk tangan kanan berulang kali masuk lubang vaginanya).saat memeknya mulai basah,kembali kutancapkan penisku.masih sulit masuk juga,tp setelah sedikit memaksa akhirnya bisa juga,walaupun akibatnya memek Putri jadi lecet & membuat Putri sempat menangis kesakitan.”Pelan2 donk mas,sakit nih.”,tukas Putri sambil ngeringis kesakitan.”Maaf sayang,tadi aku telalu semangat.Bentaran juga ilang kok sakitnya & brubah jadi nikmat,he he he.Siap ya??”,jawabku.
Aku mulai menggenjot penisku secara cepat,membuat Putri mengerang-ngerang sakit dan nikmat sekaligus dengan hebatnya. Putri pun mulai berteriak kencang krn aksiku,melihat itu aku bereaksi dengan mencium bibirnya dan kamipun saling melumat bibir.lumayan untuk menghentikan teriakannya.genjotan penisku semakin cepat dan Putri mulai mendesah-desah dlm kenikmatan.”Terus,terus mas,jgn berenti,enak bgt nih,ahhh…..”,ujar Putri.tangan Putri mulai menjambak rambutku,membuatku makin bersemangat.akhirnya aku mencapai puncak dan tanpa terasa spermaku sudah menyembur ke dalam memek Putri,hangat2 rasanya
menurut Putri.Kami berdua saling berpelukan di ranjang dengan mesra,sambil kubisikkan rayuan2 gombal pd Putri.”klo aku hamil nanti mas harus tanggung jawab yah??”,tukas Putri.”jangankan tanggung jawab,klo jd suami kamu sih aku juga mau kok.”,ujarku pada Putri.
Putri hanya tersenyum manis mendengar perkataanku.krn penasaran dgn apa yg dilakukan Romli skrng,aku pun bangun meninggalkan Putri di kamar utk mengintip Romli.Aku melihat Agnes sudah berbaring lemas diranjang,sementara Indah sedang menghisap penis Romli dgn mulutnya.Lalu Romli menyodok memek Indah dgn penisnya,membuat Indah mengerang dgn hebatnya.”Hebat juga Romli,udah ngegarap si Agnes masih kuat aja ngegarap si Indah.”,ujarku dalam hati.melihat itu live show tsb membuatku kembali bergairah,lalu dgn segera aku kembali pada Putri.”Dimana Indah ama Agnes,mas??”,tanya Putri padaku.”Oo mereka lagi ngelayanin Romli tuh.”,tukasku.
spontan Putri terlihat takut,berpikir bahwa Romli akan menggarapnya nanti.”Tenang aja sayang,malam ini kamu hanya milikku seorang.Ga akan
kubiarkan Romli menyentuhmu.”,kataku pada Putri.Kusuruh Putri bangun dr ranjang dan berdiri,lalu kupeluk dia dari belakang,seraya penisku menjelajah memeknya kembali.Kugenjot penisku sehingga pantat Putri bergerak naik turun,sementara tangan kiriku menopang tubuhnya dan tangan kananku mengelus rambut panjangnya yang hitam lembut.Tak lupa aku mencium dan mencupang leher dan tubuhnya.Putri sudah berkeringat dan menggeliat seperti cacing kepanasan saja.Spermaku kembali tersembur ke dalam memeknya.Kami lakukan semua itu selama kurang lebih 1 jam,lalu kamipun terbaring di ranjang krn kelelahan.Sejenak kami saling tatap mata tanpa sepatah katapun,lalu kami pun saling tersenyum.Sebelum tidur,tdk lupa aku mematikan handycam yg
dr td merekam adegan seksku dgn Putri.Tak terasa malam tahun baru berlalu dengan cepat sekali.
Esok paginya,aku bangun lebih dulu sementara Putri masih tertidur.Kubangunkan dia dgn maksud mengajaknya mandi.Kunyalakan handycam di kamar mandi,lalu kugendong Putri menuju shower.Kami pun mandi sambil berpelukan,lalu kami saling menyabuni satu sama lain dengan mesranya.Setelah kami berpakaian rapi,kami ke lantai bawah untuk ketemu dengan Romli,Indah,dan Agnes.”Ciee,ada pengantin baru nih di kampus kita.”,ledek Romli padaku.Aku hanya tersipu malu mendengarnya.Lalu aku dan Romli menjelaskan semuanya pada ketiga gadis tersebut.Mereka sempat marah dan takut jika videonya beredar ke masyarakat.Tetapi kami berhasil meyakinkan mereka agar tidak khawatir.Setelah berbenah,kamipun kembali ke Jakarta dan ke rumah masing2.
Setelah kejadian itu,aku dan Putri menjadi semakin dekat.Bahkan anak2 di kampus bilang kami berdua seperti perangko saja.Aku selalu memangku Putri saat jam istirahat.Tidak jarang kami bermesraan di kampus.Kami resmi pacaran sejak saat itu,bahkan kami berencana akan menikah tahun depan jika memungkinkan.Aku jadi sering berkunjung ke tempat kos Putri dan menginap disana,yah kalian tahu deh apa yg kami lakukan disana beduaan,he he.Namun nasib berkata lain untuk Romli,Indah,dan Agnes.Video cabul mereka tak sengaja tersebar ke masyarakat,sehingga mereka harus berhenti kuliah dan berpisah ke luar kota untuk menghindari polisi dan sorotan publik.Untung saja aku membuat video cabulku dgn handycam sendiri,sehingga sampai skrng video tersebut masih aman dari sentuhan publik.Oh Putri,bibir dan memekmu kutunggu.

Senin, 07 Maret 2011

INNE PEMBANTUKU

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

SILAHKAN PERKOSA ISTRIKU SEPUASNYA

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

SELINKUH COY


Cerita Seks ini berawal dari sebuah teman lama yang menyimpan cinta tersembunyi. Namaku Dandy 30 tahun, 170/65 berparas seperti kebanyakan orang pribumi dan kata orang aku orangnya manis, atletis, hidung mancung, bertubuh sexy karena memang aku suka olah raga. Aku ber Cerita Seks bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan besar di kota Surabaya dan statusku married. Perlu pembaca ketahui bahwa sebelum aku bekerja di Surabaya ini, aku adalah tergolong salah satu orang yang minder dan kuper karena memang lingkungan keluarga mendidik aku sangat disiplin dalam segala hal. Dan aku bersyukur sekali karena setelah keluar dari rumah (baca:bekerja), banyak sekali kenyataan hidup yang penuh dengan “warna-warni” serta “pernah-pernik”nya.

Kisah ini berawal terjadi sebagai dampak seringnya aku main chatting di kantor di saat kerjaan lagi kosong. Mulai muda aku adalah termasuk seorang penggemar sex education, karena buat aku sex adalah sesuatu yang indah jika kita bisa menerjemahkannya dalam bentuk visualnya. Dan memang mulai SD, SMP sampai SMA hidup aku selalu dikelilingi cewek-cewek yang cakep karena memang aku bisa menjadi “panutan” buat mereka, itu terbukti dengan selalu terpilihnya aku menjadi ketua osis selama aku menempuh pendidikan. Cerita seks

Kembali pada ceritaku, dunia chatting adalah ‘accses’ untuk mengenal banyak wanita dengan segala status yang mereka miliki; mulai ABG, mahasiswi, ibu muda sampai wanita sebaya, di luar jam kantor. Dan mulai dari sinilah aku mulai mengenal apa itu “kehidupan sex having fun”.

Suatu hari aku chatting dengan menggunakan nickname yang menantang kaum hawa untuk pv aku, hingga masuklah seorang ibu muda yang berumur 32 tahun sebut saja namanya Via. Via yang bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai sekretaris dengan paras yang cantik dengan bentuk tubuh yang ideal (itu semua aku ketahui setelah Via sering kirim foto Via email aku). Kegiatan kantor aku tidak akan lengkap tanpa online sama dia setiap jam kantor dan dari sini Via sering curhat tentang kehidupan rumah tangganya. Karena kita berdua sudah sering online, Dia tidak segan-segan menceritakan kehidupan sex nya yang cenderung tidak bisa menikmati dan meraih kepuasan. Kami berdua share setiap kesempatan online atau mungkin aku sempatkan untuk call dia.

Hingga suatu hari, kami putuskan untuk jumpa darat sepulang jam kantor, aku lupa tanggal berapa tapi yang pasti hari pertemuan kami tentukan bersama hari Jum’at. Setelah menentukan dimana aku mau jemput, sepulang kantor aku langsung kendarai mobil butut starletku untuk meluncur di tempat yang janjikan. Dengan perasaan deg-deg an, sepanjang perjalanan aku berfikir secantik apakah Via yang usianya lebih tua dari aku 2 tahun. Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika aku bener-bener ketemu dengan Via. Wow! Aku berdecak kagum dengan kecantikan Via, tubuhnya yang sexy dengan penampilannya yang anggun membuat setiap kaum adam berdesir melihatnya. Tidak terlihat dia seorang ibu muda dengan 3 orang anak, Via adalah sosok cewek favorite aku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan alamak.. pantatnya yang sexy membuat aku menelan ludahku dalam-dalam saat membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan Via.


Tanpa pikir panjang dan menutupi kegugupan aku. Aku memancing untuk menawarkan pergi ke salah satu motel di sudut kota (yang aku tahu dari temanku). Sepanjang perjalanan menuju hotel, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Via yang cantik sekali dan aku membayangkan jika aku dapat menikmati bibirnya yang tipis.. Dan sepanjang itu juga “adik kecilku” mulai bangkit dari tidurnya. Tidak lama sampailah kami di salah satu Motel, aku langsung memasukan mobilku kedalam salah satu kamar 102.

Didalam kamar aku sangat grogi sekali bertatapan dengan wajah Via..

“Met kenal Dandy,” Via membuka obrolan.

“hey Via..,” aku jawab dengan gugup.

Aku benar-benar tidak percaya dengan yang aku hadapi, seorang ibu rumah tangga yang cantik sekali, sampai sempat aku berfikir hanya suami yang bego jika tidak bisa menyayangi wanita secantik Via.

Kami berbicara hanya sekedar intermezo saja karena memang kami berdua tampak gugup saat pertemuan pertama tersebut. Sedangkan jantungku berdetak keras dibareng “adik kecilku” yang sudah meronta ingin unjuk gigi.

“Dandy meskipun kita di sini, tidak apa-apakan jika kita tidak bercinta,” kata Via.

Aku tidak menjawab sepatah katapun, dengan lembut aku gapai lengannya untuk duduk di tepi ranjang. Dengan lembut pula aku rangkul dia untuk rebahan diranjang dan tanpa terasa jantungku berdetak keras, bagaikan dikomando aku menciumi leher Via yang terlihat sanagt bersih dan putih.

“Via kamu sangat cantik sayang..,” aku berbisik.

“Dann.. jangan please..,” desahan Via membuat aku terangsang.

Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Via yang jenjang.

“Akhh Dandy..”

Tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Via yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.

“Ooohh.. Danddyy..”

Via mulai mengikuti rangsangan yang aku lakukan di dadanya. Aku semakin berani untuk melakukan yang lebih jauh..

“Via, aku buka jas kamu ya, biar tidak kusut..,” pintaku.

Via hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk memreteli jasnya, sampai akhirnya dia hanya mengenakan tanktop warna hitam. Dadaku semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas dimukaku. Setelah jas Via terbuka, aku berusaha naik di tubuh dia, aku ciumi bibir Via yang tipis, lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah Via yang mulai terangsang dengan aktivitas aku. Tanganku yang nakal mulai menarik tanktop warna hitam dan..

Wow.. tersembul puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Via untuk kemudian mulai melpeas BH dan menjilati puting Via yang berwana kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat puting Via berdiri dengan kencang.. sedangkan tangan kananku memilin puting Via yang lain nya.

“Ooohh Danndyy.. kamu nakal sekali sayang..,” rintih Via.

Dan saat aku mulai menegang..

“Tok.. tok.. tok.. room service.” Ahh.. sialan pikirku, menganggu saja roomboys ini. Aku meraih uang 50.000-an dikantong kemejaku dengan harapan supaya dia cepat pergi.

Setelah roomboy’s pergi, aku tidak memberikan kesempatan untuk Via bangkit dari pinggir. Parfum Via yang harum menambah gairah aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuhnya. Dengan bekal pengetahuan sex yang aku ketahui (baik dari majalah, film BF maupun obrolan-obrolan teman kantor), aku semakin berani berbuat lebih jauh dengan Via. Aku beranikan diri untuk mulai membuka CD yang digunakan Via, dan darahku mendesir saat melihat tidak ada sehelai rambutpun di bagian vagina Via. Tanpa berfikir lama, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Via.

“Oohh.. Dan.. nikmat.. sayang,” Via merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang vaginanya dan sesekali menekan kepalaku untuk tidak melepaskan kenikmatan itu. Dan disaat dia sedang menikmati jilatan lidahku, telunjuk jari kiriku aku masukkan dalam lubang vagina dan aku semakin tahu jika dia lebih bisa menikmati jika diperlakukan seperti itu. Terbukti Via menggeliat dan mendesah disetiap gerakan jariku keluar masuk.

“Aakkhh Dann.. kamu memang pintar sayang..,” desah Via.

Disaat kocokkan jariku semakin cepat, Via sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri orang yang mau orgasme dan sesat kemudian..

“Dann.. sayang.. aku nggak tahan.. oohh.. Dan.. aku mau..” visa menggelinjang hebat sambil menggapit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa sesak dibuatnya.

“Daann.. ookkhh.. aakuu keluaarr.. crut-crut-crut.”

Via merintih panjang saat clitorisnya memuntahkan cairan kental dan bersamaan dengan itu, aku membuka mulut aku lebar-lebar, sehingga carian itu tidak ada yang menetes sedikitpun dalam mulutku.

Aku biarkan Via terlentang menikmati orgasmenya yang pertama, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan, aku memperhatikan Via begitu puas dengan foreplay aku tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar. Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran 19 cm dengan bentuk melengkung, langsung menghujam celah kenikmatan Via dan sontak meringis..

“Aaakhh.. Dandy..,” desah Via saat penisku melesak kedalam lubang vaginanya.

“Dandyy.. penis kamu besar sekali.. aakkh..”

Aku merasakan setiap gapitan bibir vaginanya yang begitu seret, sampai aku berfikir suami macam apa yang tidak bisa merasakan kenikmatan lubang senggama Via ini?

Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Via yang mulai aku rasakan sangat menikmati permainan ini.

“Danddyy.. sudah.. sayang.. akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina mengapit batang penisku. Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Via. Aku tidak mempedulikan desahan Via yang semakin menjadi, aku hanya berusaha memberikan kepuasan bercinta, yang kata Via belum pernah merasakan selama berumah tangga. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Via menggelinjang hebat karena memang bentuk penisku agak bengkok ke kiri.

Tiba-tiba Via mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya. Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan..

“Dann.. aku.. mau.. keluarr lagi.. aakk.. Kamu hebat sayang, aku.. nggak tahan..,” seiring jertian itu, aku merasakan cairan hangat meleleh disepanjang batang penisku dan aku biarkan sejenak penisku dalam vaginanya.

Sesaat kemudian aku melepas penisku dan mengarahkan ke mulut Via yang masih terlentang. Aku biarkan dia oral penisku.

“Ahh..,” sesekali aku merintih saat giginya mengenai kepala penisku. Disaat dia asik menikmati batang penisku, jariku yang nakal, mulai menelusuri dinding vagina Via yang mulai basah lagi.

“Creek.. crekk.. crek..,” bunyi jariku keluar masuk dilubang vagina Via.

“Ohh.. Dandy.. enak sekali sayang..”

1.. 2.. 3.. 4.. 5.. jariku masuk bersamaan ke lubang vagina Via. Aku kocok keluar masuk.., sampai akhirnya aku nggak tahan lagi untuk mulai memasukkan penisku, untuk menggantikan 5 jariku yang sudah “memperkosa” lubang kewanitaannya.

Dan..

“Ohh.. sayang aku keluar lagi..”

Orgasme yang ketiga diraih oleh Via dalam permainan itu dan aku langsung meneruskan inisiatif menindih tubuh Via, berkali-kali aku masukkan sampai mentok.

“Aaakhh.. sayang.. enak sekali.. ohh..,” rintih Via. Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, menindih Via..

“Sayang aku boleh keluarin di dalam..,” aku tanya Via.

“Jangan.. aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas Via.

“Nggak deh sayang jangan khawatir..,” rengekku.

“Jangan Dandyy.. aku nggak mau..,” rintihan Via membuat aku semakin bernafsu untuk memberikan orgasme yang berikutnya.

“Akhh.. oohh.. Dandy.. sayang keluarin kamu sayang.. aakkhh..,” Via memintaku.

“Kamu jangan tunggu aku keluar Dandy.. please,” pinta Via.

Disaat aku mulai mencapai klimaks, Via meminta berganti posisi diatas.

“Danndy aku pengen diatas..”

Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Via bangkit dan langsung menancapkan penisku dlam-dalam di lubang kewanitaannya.

“Akhh gila, penis kamu hebat banget Dandy asyik.. oohh.. enak..,” Via merintih sambil menggoyangkan pinggulnya.

“Aduhh enak Dandy.. ”

Goyangan pinggul Via membuat gelitikan halus di penisku..

“Via.. Via.. akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Via menggoyang pinggulnya.

“Dandy.. aku mau keluar sayang..,” sambil merintih panjang, Via menekankan dalam-dalam tubuhnya hingga penisku “hilang” ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan klimaks sudah diujung kepala.

“Via.. Via.. ahh..”

Aku biarkan spermaku muncrat di dalam vagianya.

“Croot.. croot..” semburan spermaku langsung muncrat dalam lubang Via, tetapi tiba-tiba Via berdiri.

“Aakhh Dandy nakal..”

Dan Via berlari berhamburan ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku yang baru keluar dalam vaginanya, karena memang dia tidak menggunakan pernah menggunakan KB.

Permainan itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru saat bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

“Dandy, kapan kamu ada waktu lagi untuk lakukan ini semua sayang,” tanya Via.

Aku menjawab lirih, “Terserah Via deh, aku akan selalu sediakan waktu buatmu.”

“Makasih sayang.. kamu telah memberikan apa yang selama ini tidak aku dapatkan dari suami aku,” puji Via.

“Dann.. kamu hebat sekali dalam bercinta.. aku suka style kamu,” sekali lagi puji Via.

Pertemuan pertama ini kita akhiri dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan dengn kata-kata, dan hanya kami berdua yang bisa rasakan itu. Aku memang termasuk orang yang selalu berusaha membuat pasanganku puas dan aku mempuyai fantasi sex yang tinggi sehingga tidak sedikit abg, mahasiswi dan ibu muda yang hubungi aku untuk sekedar membantu memberikan kepuasan buat mereka.

NGENTOTYS TETANGE


Cerita seks ini terjadi gara-gara istriku yang pulang kampung. Sementara birahi sex ku yang memuncak dan tak bisa terbendung lagi. Yah akhirnya terjadilah cerita sex dan cerita seks ini. Maklumlah di usia setengah baya ini emang gelora seks ku ga pernah ada hentinya minta jatah ngentot sama istriku. Daripada ga ada yang dientot ya mending ngentot sama gadis tetanggaku yang masih perawan dan memeknya masih sempit trus legit. Oke ga usah panjang lebar langsung aja aku ceritakan pengalaman seks ku pada kalian semua ya . Selamat menyimak.

Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku. Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda.Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang
belum tersentuh.

Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.

ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.

“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang
tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.

Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya
putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.

“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku. “Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dananak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.

Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.“Sudah ketemu Ren?” tanyaku. “Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”


Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar. “Film apa sih Om?” “Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.

Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang. “Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya.
Dia melenguh dan hendak memberontak.“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”

Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang.Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna
hitam.

“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.

Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.

“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan. “Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak lagi?”

Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.

“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk. “Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.

Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu. “Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.

“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi
kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting
dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.

Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks. “Tapi takut Om..”

“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin
hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa
meredakan adik kecilku.

“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”. “Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG sebelah rumah.